MOODBOOSTER OF YOURS!

Killing every hard feelings you got down there.

AM A DAMNED SCOOTER FANS!

Ready to take you to joy of the edge of the earth.

TAKE YOU TO THE EXPERIENCE OF LIGHT BEYOND THE DARKNESS

At least I'm not lying.

Why won't you ever know ... ?

Stars and city lights will be my witness.

After lovely sunset of course..

Yes you already knew

I know your all little dirty secret, and we're here to support you with all of my disposable lies. In your eyes. Not with mine.

20120626

beberapa menit, lalu.



To accept a person with all their
Failures, Stupidities, Ugly points,
and nonetheless you see perfection in imperfection itself.

I ain't expecting you more.
Just do what you will.
Say what you will.
 And I'll come along.
With respect :)

By tenoismoko with No comments

20120622

sudah dua puluh dua


Sudah dua puluh dua.
Sudah tanggal dua puluh dua.
Sudah di penghujung bulan.

Bulan ini, Juni. Artinya banyak.
Sebut dengan kata. Kita mulai.

Harapan.
Nostalgia.
Komitmen
Inspirasi.
Niat.
Hancur lebur.
Semesta.
Pahit.
Asam.
Manis.
Fatamorgana.
Oasis.
Air mata.
Tawa
Cegukan.
Dosa.
Ujian.
Rendah.
Kesetiaan.
Memainkan.
Dipermainkan.
Kesabaran.
Alibi.
Percaya.
Profesionalisme.
Keluarga.
Teman.
Sahabat.
Sahabat.
Sahabat.
Sahabat.
Sahabat.
Sahabat.

Aku hampir kehilangan sahabatku! Dua!

Sampai jumpa bulan Juni. Tapi tolong, jangan pergi begitu saja.
Jangan sampai terjadi lagi hari seperti itu.
Itu seharusnya jadi hari di mana semua orang bersenang-senang.
Maaf aku gagal mengajak kalian tertawa bersama.
Justru jadi ke jurang kesalahpahaman yang tidak perlu.
Sungguh.
Tidak perlu.

Terima kasih untuk pengertiannya.

Sekarang, ayo pergi ke suatu tempat.
Ke manapun kita mau! :)

Kupersembahkan, untuk dua sahabat, partner in crime, konco remuk, konsultan kehidupan, sekaligus kakak tak tergantikan : Hany Primadana dan Arie Wahyu Firmanto .

By tenoismoko with No comments

20120617

Fotosintesis.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tiba-tiba aku masuk ke dalam hutan.
Masih perawan, sulur dan akar malang melintang didepanku.
Aku berhati-hati melewati akar-akar tersebut. Dan sekarang ranting.
Ranting getas. Berderik ketika diinjak, dan patah memecut mata kakiku.
Ya. Aku tak bersepatu.
Untuk merasakan dinginnya tanah yang basah karena entah kotoran burung atau embun.
Tak menghiraukan lagi.
Alhamdulillah.

Masih perlahan, sarang laba-laba yang agak menutupi pandanganku kuhela dengan tangan.
Cukup kuat, membutuhkan sepersekian newton gaya dari tanganku untuk menebasnya.
Perlengkapanku? Ah. Tidak butuh.
Aku masih punya dua tangan dan dua kaki.
Alhamdulillah.

Aku masih mencoba mencari ujung dari jalan yang aku buat sendiri.
Cahaya matahari hanya masuk beberapa milimeter persegi di sela dedaunan pohon ek. Diantaranya sudah kering.
Tapi beberapa milimeter itu pun sudah cukup menghangatkan. Walau hanya sebatas endodermis.
Belok kanan belok kiri sudah tidak ada bedanya.
Hijau dan coklat. Kontras dengan kulitku yang memerah karena dehidrasi.
Aku haus.
Dan masih diberi kenikmatan yang namanya HAUS.
Alhamdulillah.

Entah naluri atau apa, aku merasakan getaran air di bawah kakiku.
Tanpa berpikir, aku menggali.
Telanjang tangan. Tanpa pamrih.
Demiku, aku menggali sedalam yang aku bisa.
Tanah yang masuk ke dalam sela-sela kuku. Beberapa belatung. Beberapa membelah ulat sagu menjadi ceceran cairan berlemak.
Untuk apa kuhiraukan? Aku hanya ingin mencari apa inginku.
Oh bukan. Apa butuhku.
Insting? Mungkin aku sudah menyerupai hewan. Dan tidak beda.
Sudah lama tidak berkaca.

Nihil.
Aku mulai putus asa.
Dengan mendongakkan wajahku mengikuti sumbu Z, aku masih mencari arah mata angin.
Bangsat. Tak kelihatan.
Tak sadar aku mengumpat.
"Apa aku memang terlahir untuk tersesat?"
"Apa aku sudah tidak akan menemukan pedoman hidupku kembali?"

Tertatih.
Dan jatuh.
Di tengah danau dangkal.

By tenoismoko with No comments

20120608

Lupa Bawa Payung

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Justru aku sedang berdansa di tengah air hujan!
Aku sudah tidak mudah kena pilek lagi.
Banyak kejadian yang jadi imunisasi buatku.
Ralat : hanya sebuah kamuflase.

Oh ngomong soal basah, sudah terlanjur.
Mumpung hujan belum berhenti, ngapain juga mengeringkan diri.
Lebih baik menikmati hujan ini, berlarian, tertawa lepas, dan menunggu apa yang terjadi.
Kalo hujan terus ya hujan-hujan lagi.
Kalo reda, maka aku ketempatmu.
Syukur-syukur ada pelangi.
Iya kan? :)

Satu sentimeter pun aku nggak mau beranjak.
Hujan ini terlalu deras.
Sudah terlanjur jarak pandangku terbatas.

Selamat pagi.

By tenoismoko with No comments

20120606

Memilih Diam.

Didengerin aja enggak.
Jadi ngapain mesti bersuara.
Apalagi berbicara.
Pasti ini pilihan yang bener.
Yah, setidaknya buat saat ini.
Demi aku sendiri. Bukan demi kamu.

By tenoismoko with No comments