ah lagi-lagi matahari sudah menyapaku lagi
masih matahari yang sama, yang dari timur seperti kemarin
meneriakiku yang masih terlena dengan sepi
hari berganti, udara dingin, air wudhu yang masih tersisa dibelakang telingaku
ujung jari jariku mati rasa, tapi tidak hatiku
aku masih mencari-cari apa yang kubutuhkan untuk menjadi "The Better Me"
sebenarnya aku menemukan harapan
aku sudah menemukan harapan, cuma
kenapa masih saja berkabut?
APA MATAHARI INI TIDAK CUKUP PANAS, CUKUP TERANG
untuk menyingkirkan kabut di keningmu, wahai harapan
kembalilah aku, untuk menengok prasati-prasastimu yang telah lalu
yang belum pernah aku baca sebelumnya
lantas banyak sekali perasaan berkecamuk mengggerogoti
sedih
malu
haru
biru
biru
lidah tercekat
lakrimal aktif
membasahi pupil
iris
pipi
sudut bibir
leher
ada yang ke keyboard
dan menghujam lantai dinginku
ya. masih dingin
nafas panjang, migrain
memandangi lantaiku yang sudah basah, merenung
rupanya aku terlambat menyadarinya
aku semakin ingin
untuk mencoba bahagia dengan menjadi aku yang lebih baik
AKU HANYA INGIN MELIHATMU TERSENYUM
mendapatimu tertawa
mendapatimu bercinta dengan kebahagiaan
menjadi satu dengan semangat juang
dan mencipta nafas nafas baru penuh harapan
dan bunga
dan harum
dan menyenangkan
sebelum matahari yang sama menjemput kita
dari arah barat.
aku, masih ada waktu kan?
Bu Guru, maaf. saya terlambat. ijinkan masuk kelas ya.
Aku tidak tahu harus bagaimana kalau aku harus disetrap di depan kelas, Bu.
Aku tidak tahu apa yang harus aku laporkan ke orang tua ku.
Tenang saja, alasanku tidak semurah yang dahulu
Aku tidak menyalahkan supirku yang terlambat mengantarkanku
Aku tidak menyalahkan polisi brengsek yang melambatkan perjalananku
Aku tidak menyalahkan jalanan berlubang yang membuat jalan menjadi semakin sempit
Aku tidak menyalahkan 9 lampu merah yang semalam habis rapat dan mufakat untuk membuatku terlambat esok paginya
Aku hanya telat bangun.
andai aku tidak terlambat, aku pasti tidak akan menyesal.
semoga masih ada waktu.
Aku serius :)
Teno, out.
masih matahari yang sama, yang dari timur seperti kemarin
meneriakiku yang masih terlena dengan sepi
hari berganti, udara dingin, air wudhu yang masih tersisa dibelakang telingaku
ujung jari jariku mati rasa, tapi tidak hatiku
aku masih mencari-cari apa yang kubutuhkan untuk menjadi "The Better Me"
sebenarnya aku menemukan harapan
aku sudah menemukan harapan, cuma
kenapa masih saja berkabut?
APA MATAHARI INI TIDAK CUKUP PANAS, CUKUP TERANG
untuk menyingkirkan kabut di keningmu, wahai harapan
kembalilah aku, untuk menengok prasati-prasastimu yang telah lalu
yang belum pernah aku baca sebelumnya
lantas banyak sekali perasaan berkecamuk mengggerogoti
sedih
malu
haru
biru
biru
lidah tercekat
lakrimal aktif
membasahi pupil
iris
pipi
sudut bibir
leher
ada yang ke keyboard
dan menghujam lantai dinginku
ya. masih dingin
nafas panjang, migrain
memandangi lantaiku yang sudah basah, merenung
rupanya aku terlambat menyadarinya
aku semakin ingin
untuk mencoba bahagia dengan menjadi aku yang lebih baik
AKU HANYA INGIN MELIHATMU TERSENYUM
mendapatimu tertawa
mendapatimu bercinta dengan kebahagiaan
menjadi satu dengan semangat juang
dan mencipta nafas nafas baru penuh harapan
dan bunga
dan harum
dan menyenangkan
sebelum matahari yang sama menjemput kita
dari arah barat.
aku, masih ada waktu kan?
Bu Guru, maaf. saya terlambat. ijinkan masuk kelas ya.
Aku tidak tahu harus bagaimana kalau aku harus disetrap di depan kelas, Bu.
Aku tidak tahu apa yang harus aku laporkan ke orang tua ku.
Tenang saja, alasanku tidak semurah yang dahulu
Aku tidak menyalahkan supirku yang terlambat mengantarkanku
Aku tidak menyalahkan polisi brengsek yang melambatkan perjalananku
Aku tidak menyalahkan jalanan berlubang yang membuat jalan menjadi semakin sempit
Aku tidak menyalahkan 9 lampu merah yang semalam habis rapat dan mufakat untuk membuatku terlambat esok paginya
Aku hanya telat bangun.
andai aku tidak terlambat, aku pasti tidak akan menyesal.
semoga masih ada waktu.
Aku serius :)
Teno, out.
0 kripik:
Post a Comment